-->

Masalah Salat Tarawih

Maaf, Pak Ustaz… seperti biasanya, awal-awal Ramadan saya sangat bersemangat mengikuti salat Tarawih, bahkan yang 20 rakaat dan witirnya tiga (3) rakaat. Namun

Da'i Ambassador

Assalamu'alaikum Wr Wb.

Terima kasih atas kesempatan ini. Maaf, Pak Ustaz… seperti  biasanya, awal-awal Ramadan saya sangat bersemangat mengikuti salat Tarawih, bahkan yang 20 rakaat dan witirnya tiga (3) rakaat. 

Namun, akhir-akhir ini saya sangat malas dan sangat jarang tarawih, padahal saya tidak sibuk apa-apa.

Nah, melalui konsultasi ini saya minta nasihat dan arahan dai Pak Ustaz agar saya kembali bersemangat mengikuti salat tarawih di masjid.

Terima kasih.

Wassalam.

Jawaban:

Wa'alaikumussalam Wr Wb.

Alhamdulillah, tidak banyak orang seperti Anda yang meminta nasihat seperti ini. 

Baiklah, sebagai pembuka, perhatikan hadis berikut ini yang menyatakan bahwa salat tarawih memiliki fadilah (keutamaan) yang sangat luar biasa, yaitu orang yang melakukannya memperoleh ampunan dari Allah:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang menunaikan salat pada malam bulan Ramadan (salat tarawih) dengan penuh keimanan dan mengharap (pahala dari Allah), maka dosa-dosanya yang telah berlalu akan diampuni.” (HR. Muslim no. 1266).

 Masya Allah, bulan Ramadan merupakan bulan ibadah. Bulan ini memang sangat tepat untuk meningkatkan kualitas spiritual. Dini hari menjelang Subuh, umat Islam disunahkan untuk bangun dan segera santap sahur, dilanjutkan dengan salat Subuh berjama’ah. Sepanjang waktu mereka diberikan kesempatan untuk lebih dekat dengan Allah baik dengan cara mengkhatamkan Al-Qur’an, bersedekah, dan berbuka puasa bersama (ifthar jama’i).

Tidak puas dengan kegiatan ibadah siang, Allah membuka kesempatan kepada para hamba-Nya untuk lebih dekat lagi dengan melalui kesunahan salat tarawih berjama’ah. Masya Allah! Kaum muslimin pulang lebih awal dari biasanya agar bisa berbuka puasa di rumah bersama keluarga tercinta dan bisa mengikuti salat tarawih berjama’ah. Masya Allah! Amboi… Indah nian!

Jika hanya dipandang dari segi fisik, sebetulnya salat tarawih itu berat. Bagaimana tidak! seharian lelah bekerja dan menahan lapar dan haus, seharusnya malam tinggal istirahat saja bahkan jika bisa langsung tarik selimut dan segera tidur lelap karena esok dini hari sudah bangun lagi untuk santap sahur. Tapi lagi-lagi semua itu tidak menjadi perhitungan bagi kaum muslimin yang tinggi semangat ibadah dan keikhlasannya. Lelah mungkin iya, tapi mereka menepis itu karena mereka mengejar ampunan Allah melalui salat tarawih sebagaimana hadis di atas.

Salat tarawih hanya bisa dilakukan di malam bulan Ramadan. Jika ada momen langka atau khusus, biasanya pedagang atau pebisnis membela mati-matian mengejarnya agar mendapat keuntungan berlipat. Begitupun salat tarawih. Bagi mereka yang mengejar pahala dan ampunan tentu tidak mau ketinggalan sedikitpun. Pepatah jawa mengatakan “Mumpung padang rembulane, Mumpung jembar kalangane.”

Jangan terpengaruh dengan kebiasaan yang ada sejak dulu, lebih baik kedepankan husnuzzhan saja. Tidak aneh, dimana-mana saja sama. Awal Ramadan, biasanya jama’ah salat tarawih di masjid atau mushala selalu membludak (penuh) bahkan sampai pekarangan. Dalam hitungan 10 malam hingga 29 atau 30 malam, jama’ah tarawih terus berkurang hingga mungkin hanya mencapai dua shaff saja. Hal tersebut tidak usah mempengaruhi kita jadi ikut-ikutan malas salat tarawih. Husnuzzhan saja, barangkali banyak jama’ah yang sudah pulang ke kampung halamannya masing-masing!

Tidak perlu lagi ribut masalah jumlah raka’at salat tarawih. Masalah itu sudah ada sebelum kita lahir. Mau yang 8 raka’at ditambah witir 3 rakaat yang semuanya menjadi 11 raka’at silahkan! Mau yang 20 ditambah 3 raka’at witir yang totalnya menjadi 23, silahkan! Yang mau 36 raka’at ya silahkan! bahkan yang mau dua raka’at saja ya silahkan, lha wong fiqihnya bilang sah kok walaupun hanya 2 raka’at tok!

Demikian dan semoga bermanfaat.

Walahu A’lam.

Bagikan Konten Melalui :