"Habis Manis Sepah Dibuang" Renungan Tentang Sikap Manusia

Habis Manis Sepah Dibuang sering kali terdengar dari orang yang merasa dimanfaatkan oleh orang lain, dan akhirnya dibuang begitu saja setelah kepentingannya terpenuhi. Ungkapan ini biasanya muncul ketika seseorang merasa kecewa atau marah..

Da'i Ambassador

Apa yang terlintas di benak kita saat mendengar peribahasa "Habis Manis Sepah Dibuang"? Biasanya, peribahasa kaya akan makna, bisa berupa nasihat, perbandingan, perumpamaan, atau bahkan kritik yang tajam. Meskipun bukan ahli sastra, kita tentu memahami peribahasa ini mengandung semuanya, baik nasihat, perumpamaan, perbandingan, dan tentu saja kritik. Tetapi, yang paling sering dihubungkan dengan peribahasa ini adalah kritik terhadap mereka yang hanya mementingkan diri sendiri.

Habis Manis Sepah Dibuang sering kali terdengar dari orang yang merasa dimanfaatkan oleh orang lain, dan akhirnya dibuang begitu saja setelah kepentingannya terpenuhi. Ungkapan ini biasanya muncul ketika seseorang merasa kecewa atau marah. Contohnya, “Parah banget sih orang itu, giliran duit saya habis, eh dia cuma diam aja! Boro-boro bilang terima kasih. Giliran udah kaya, dia pura-pura nggak kenal saya! Habis Manis Sepah Dibuang!” Nah, inilah contoh yang sering kita dengar sehari-hari.

Terkadang, kita yang hanya mendengar pun ikut merasa kesal atau tidak suka dengan orang yang dimaksud. Kalau kita saja bisa merasa marah, bagaimana dengan orang yang langsung merasakannya?

Lalu, apakah ada ayat Al-Qur'an yang menggambarkan sikap serupa dengan makna peribahasa ini? Jawabannya, ada! Ayat ini menjelaskan tentang salah satu tabiat buruk manusia yang cenderung lupa diri setelah mendapatkan nikmat. Mari kita simak:

وَإِذَا مَسَّ ٱلْإِنسَٰنَ ٱلضُّرُّ دَعَانَا لِجَنۢبِهِۦٓ أَوْ قَاعِدًا أَوْ قَآئِمًا فَلَمَّا كَشَفْنَا عَنْهُ ضُرَّهُۥ مَرَّ كَأَن لَّمْ يَدْعُنَآ إِلَىٰ ضُرٍّ مَّسَّهُۥ كَذَٰلِكَ زُيِّنَ لِلْمُسْرِفِينَ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ.

"Dan apabila manusia ditimpa bahaya, dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk, atau berdiri. Tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu darinya, dia kembali (ke jalan yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk menghilangkan bahaya yang telah menimpanya. Demikianlah dijadikan terasa indah bagi orang-orang yang melampaui batas apa yang mereka kerjakan." (Q.S. Yunus: 12)

Saat seseorang terbaring lemah karena sakit parah, biasanya ia akan merintih dan mengeluh. Uang banyak terpakai, pendapatan hilang, dan hutang terus menumpuk. Di saat-saat seperti itulah, manusia menjadi sangat takut akan kematian dan menyadari betapa lemahnya ia sebagai hamba. Ia mengiba kepada Allah, berjanji akan berubah menjadi lebih baik jika diberi kesembuhan.

Namun, setelah doa dan harapan dikabulkan Allah, apa yang terjadi? Salatnya terjaga selama beberapa waktu, ia berhenti berjudi, dan bersikap baik kepada istrinya. Tapi, sayangnya, kebiasaan buruk itu kembali lagi setelah beberapa waktu. Salatnya terabaikan, judi kembali merajalela, dan sikap kasar terhadap orang-orang terdekatnya semakin menjadi-jadi.

Inilah salah satu contoh nyata yang sangat sering kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari. Betapa manusia mudah melupakan janji dan bersikap egois saat nikmat sudah diberikan. Mereka lupa akan azab Allah yang menanti bagi orang-orang yang kufur terhadap nikmat-Nya. Allah berfirman:

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ.

“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.’” (Q.S. Ibrahim: 7)

Lalu, bagaimana caranya agar kita terhindar dari tabiat buruk seperti ini? Rasulullah memberikan kita sebuah petunjuk yang sederhana namun sangat berarti melalui sebuah hadis:

تَعَرَّفْ إِلَى اللهِ فِي الرَّخَاءِ يَعْرِفْكَ فِي الشِّدَّةِ.

"Kenalilah (ingatlah) Allah di saat senang, niscaya Allah akan mengenalmu di saat susah." (HR. Tirmidzi)

Mengingat Allah di saat kita lapang artinya menjaga hubungan kita dengan-Nya, dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. 

“Giliran sakit, baru deh die ngerengek ke Allah. Giliran sehat, eh die ngelengos gitu aje!” Gerutu Kong Ali.

Wallahu A’lam.
Foto : Unsplash

Bagikan Konten Melalui :