Dialog Penghuni Surga dengan Penghuni Neraka
Sebagai pemilik surga dan neraka, Allah mengabarkan kepada kita melalui Al-Qur’an, bahwa suatu saat nanti terjadi dialog antara penghuni surga dengan penghuni neraka. Kabar ini dimaksudkan agar kita sebagai hamba-Nya mengetahui beberapa penyebab seseorang masuk neraka. Seperti apakah dialog mereka? Simak artikel berikut!

Foto : Freepik
Sebagai pemilik surga dan neraka, Allah mengabarkan kepada kita melalui Al-Qur’an, bahwa suatu saat nanti terjadi dialog antara penghuni surga dengan penghuni neraka. Kabar ini dimaksudkan agar kita sebagai hamba-Nya mengetahui beberapa penyebab seseorang masuk neraka.
Salah satu dialog mereka tergambar di dalam Q.S. Al-Muddatsir: 38-47. Agar mudah dipahami, ada beberapa ayat yang langsung ditafsirkan dan dikomentari, sebagai berikut:
كُلُّ نَفْسٍۭ بِمَا كَسَبَتْ رَهِينَةٌ ﴿٣٨﴾
(38). “Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya.”
Maksudnya: Dia tergadaikan, yaitu diazab di dalam neraka disebabkan amal perbuatannya sendiri.[1]
إِلَّآ أَصْحَٰبَ ٱلْيَمِينِ ﴿٣٩﴾
(39). “Kecuali golongan kanan,”
Maksudnya: Mereka adalah orang-orang yang beriman, mereka selamat dari siksa neraka, di mana mereka berada.[2]
فِى جَنَّٰتٍ يَتَسَآءَلُونَ ﴿٤٠﴾
(40). “Berada di dalam surga, mereka saling menanyakan,”
عَنِ ٱلْمُجْرِمِينَ ﴿٤١﴾
(41). “Tentang (keadaan) orang-orang yang berdosa,“
مَا سَلَكَكُمْ فِى سَقَرَ ﴿٤٢﴾
(42). “Apa yang menyebabkan kamu masuk ke dalam (neraka) Saqar?”
Maksudnya: Yaitu mereka bertanya kepada orang-orang yang berdosa, sedangkan mereka sendiri berada di gedung-gedung surga yang tinggi-tinggi, dan yang ditanyai oleh mereka berada di dasar neraka. Ini menurut penafsiran Ibnu Katsir yang artinya penduduk surga berdialog langsung dengan penghuni neraka.[3] Sedangkan menurut pendapat Al-Imam Jalaludin Al-Mahalli, penduduk surga berdialog dengan penghuni neraka yang telah dimasukkan ke surga. Mereka menanyakan kepadanya apa yang menyebabkan mereka dulu masuk neraka.[4]
قَالُوا۟ لَمْ نَكُ مِنَ ٱلْمُصَلِّينَ ﴿٤٣﴾
(42). “Mereka menjawab, "Dahulu kami tidak termasuk orang-orang yang melaksanakan salat,”
Naudzubillah! Meninggalkan salat adalah salah satu sebab orang masuk neraka. Dalam Islam, orang murtad yang kembali masuk islam diwajibkan mengqada salat yang pernah ia tinggalkan saat murtad.[5]
وَلَمْ نَكُ نُطْعِمُ ٱلْمِسْكِينَ ﴿٤٤﴾
(44). ”Dan kami (juga) tidak memberi makan orang miskin,”
Ayat ini mengingatkan kaum muslimin agar memperhatikan orang miskin di sekitarnya. Jangan sampai ibadah pribadi kepada Allah sangat baik, namun tidak peduli dengan orang miskin yang lapar! Hati-hati! Harusnya masuk surga karena solatnya baik, namun tidak peduli dengan saudara miskinnya yang kelaparan!
وَكُنَّا نَخُوضُ مَعَ ٱلْخَآئِضِينَ ﴿٤٥﴾
(45). “Bahkan kami biasa berbincang (untuk tujuan yang batil), bersama orang-orang yang membicarakannya.”
Peringatan keras:
Ayat ini menggambarkan bahwa salah satu penyebab masuk neraka adalah suka membicarakan kebatilan dan setuju padanya. Mendukung kebatilan juga sama, walaupun bukan pelakunya. Para hakim, jaksa, pengacara, polisi atau siapa pun yang melindungi pelaku kebatilan, apa pun alasannya, masuk neraka!
وَكُنَّا نُكَذِّبُ بِيَوْمِ ٱلدِّينِ ﴿٤٦﴾
(46). “Dan kami mendustakan hari pembalasan.”
Ayat ini juga tentu bagi mereka yang percaya akan adanya hari kiamat, namun meremehkannya. Sudah tau nanti semua amal dipertanggungjawabkan di Hari Kiamat, namun masih saja ngeyel dan keasyikan maksiat!
حَتَّىٰٓ أَتَىٰنَا ٱلْيَقِينُ ﴿٤٧﴾
(47). “sampai datang kepada kami kematian."
Maksudnya: Mereka terlena melakukan perbuatan-perbuatan itu dan lupa bertaubat hingga datang kematian kepada mereka! Mereka tidak mau diingatkan oleh orang lain, baik orang terdekat maupun para ulama. Mereka meremehkan nasihat dan peringatan agar segera bertaubat sebelum mati. Mereka baru menyesal setelah ruh mereka dicabut secara kasar dan hina oleh Izrail. Mereka dihinakan oleh para Malaikat penghuni langit karena terganggu dengan bau busuk ruhnya.
Penyesalan yang mereka rasakan akan terus berlanjut, tidak hanya di kubur, tetapi sepanjang siksaan yang kekal sampai hari kiamat. Sebetulnya, masih ada peluang bagi mereka untuk diampuni jika ada doa dari anak-anak yang saleh atau orang yang beriman. Namun, jika tidak ada yang mendoakan, penyesalan ini akan berlanjut tanpa akhir di dalam api neraka yang menyala-nyala.
Sudahlah, tulisan ini tidak boleh terlalu panjang! Kami tidak kuat lagi untuk melanjutkan. Semoga kita diberikan kekuatan kepada Allah untuk terus bertakwa kepada-Nya dan selalu mendapat bimbingan dan pertolongan dalam taat kepada-Nya, aamiin.
Wallahu A'lam.
Foto : Freepik
-----
[1] Tafsir Jalalain Al-Muyassar, Maktabah Nasyirun, Beirut, Cetakan Pertama, 2003, Hal. 576.
[2] Ibid
[3] Lihat Tafsir Ibn Katsir, Dar Ibn Hazm, Beirut, Cetakan Pertama, 1420 H/2000 M, Hal. 1.940.
[4] Op. Cit, Hal. 576.
[5] Lihat Fathul Qarib Al-Mujib, Syaikh Muhammad Ibn Qasim Al-Ghazzi, Toha Putra, Semarang, Tanp Tahun, Hal. 12.