Azan, Amalan Sunah Yang Sering Diremehkan
Ga mau adzan? Kenapa? Seharusnya adzan! Azan merupakan penanda waktu salat sekaligus panggilan untuk mendirikan salat. Simak artikel berikut untuk mengetahui alasannya!

Foto : Freepik
Azan merupakan penanda waktu salat sekaligus panggilan untuk mendirikan salat. Biasanya, azan dikumandangkan di masjid atau musala. Lebih dari sekedar panggilan untuk salat, azan juga mengajak umat untuk melaksanakan salat berjamaah.
Namun, sangat disayangkan, azan sering kali dianggap remeh. Jika boleh jujur, azan merupakan salah satu amalan sunah yang jarang diminati. Biasanya, azan hanya dilantunkan oleh marbut atau, jika bukan marbut, oleh jamaah yang memiliki waktu lebih banyak di rumah, seperti pensiunan atau mereka yang tidak memiliki pekerjaan tetap. Oleh karena itu, jangan heran jika kualitas azan yang dikumandangkan kurang indah atau merdu. Jarang sekali kita melihat orang yang berangkat ke masjid lebih awal dan sengaja berniat melantunkan azan.
Ternyata, lomba azan yang sering diadakan untuk anak-anak setiap Tahun Baru Islam hanya sebatas mengisi kemeriahan saja. Sejatinya, lomba azan bertujuan untuk menanamkan kecintaan sejak dini terhadap azan. Artinya, azan merupakan amalan sunah yang sangat diminati dan diperebutkan oleh umat Islam di mana saja. Ya memang sih, azan dianjurkan dilantunkan oleh orang yang memiliki suara keras dan merdu sebagaimana seorang Sahabat RA yang bernama Abdullah Bin Zaid diminta mengajarkan lafaz-lafaz azan kepada Bilal RA yang memiliki suara lebih lantang dan merdu, sebagaimana hadis:
فَقُمْ مَعَ بِلَالٍ فَأَلْقِ عَلَيْهِ مَا رَأَيْتَ فَلْيُؤَذِّنْ بِهِ فَإِنَّهُ أَنْدَى صَوْتًا مِنْكَ فَقُمْتُ مَعَ بِلَالٍ فَجَعَلْتُ أُلْقِيهِ عَلَيْهِ وَيُؤَذِّنُ بِهِ. (رواه ابو داود).
“Karena itu berdirilah bersama Bilal dan ajarkan kepadanya mimpimu itu, dan hendaklah dia yang azan, karena suaranya lebih lantang dari suaramu." Maka saya pun berdiri bersama Bilal, lalu saya ajarkan kepadanya bacaan-bacaan itu, sementara dia menyerukan azan itu.” (HR. Abu Daud).
Bagi kita yang merasa memiliki suara pas-pasan, bukanlah suatu penghalang untuk melantunkan azan. Kita bisa berlatih dengan sabar agar bisa melantunkan azan dengan baik.
Agar menjadi motivasi untuk kita bersemangat dan memperebutkan azan, mari kita simak hadis-hadis mengenai fadilah azan, diantaranya:
Suara azan didengar oleh seluruh makhluk dan bersaksi di akhirat
أَنَّ أَبَا سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ قَالَ لَهُ إِنِّي أَرَاكَ تُحِبُّ الْغَنَمَ وَالْبَادِيَةَ فَإِذَا كُنْتَ فِي غَنَمِكَ أَوْ بَادِيَتِكَ فَأَذَّنْتَ بِالصَّلَاةِ فَارْفَعْ صَوْتَكَ بِالنِّدَاءِ فَإِنَّهُ لَا يَسْمَعُ مَدَى صَوْتِ الْمُؤَذِّنِ جِنٌّ وَلَا إِنْسٌ وَلَا شَيْءٌ إِلَّا شَهِدَ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ قَالَ أَبُو سَعِيدٍ سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. (رواه البخارى).
“Bahwa Abu Sa'id Al Khudri berkata kepadanya, "Aku lihat kamu suka kambing dan lembah (penggembalaan). Jika kamu sedang menggembala kambingmu atau berada di lembah, lalu kamu mengumandangkan azan salat, maka keraskanlah suaramu. Karena tidak ada yang mendengar suara muazin, baik manusia, jin atau apa pun dia, kecuali akan menjadi saksi pada hari kiamat." Abu Sa'id berkata, "Aku mendengarnya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." (HR. Al-Bukhari).
Muadzin mendapatkan ampunan sepanjang suara azannya
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ سَمِعَهُ مِنْ فَمِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ الْمُؤَذِّنُ يُغْفَرُ لَهُ بِمَدِّ صَوْتِهِ وَيَشْهَدُ لَهُ كُلُّ رَطْبٍ وَيَابِسٍ. (رواه النسائ).
“Dari Abu Hurairah dia mendengar dari lisan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Muazin akan diampuni dosanya sepanjang suara azannya dan semua yang basah maupun yang kering akan menjadi saksi baginya." (HR. An-Nasa’i).
Boleh berebutan agar bisa azan
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِي النِّدَاءِ وَالصَّفِّ الْأَوَّلِ ثُمَّ لَمْ يَجِدُوا إِلَّا أَنْ يَسْتَهِمُوا عَلَيْهِ لَاسْتَهَمُوا وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِي التَّهْجِيرِ لَاسْتَبَقُوا إِلَيْهِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِي الْعَتَمَةِ وَالصُّبْحِ لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا. (رواه البخارى).
“Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Seandainya manusia mengetahui apa (kebaikan) yang terdapat pada azan dan saf awal, lalu mereka tidak akan mendapatkannya kecuali dengan cara mengundi, niscaya mereka akan melakukannya. Dan seandainya mereka mengetahui kebaikan yang terdapat dalam bersegera (menuju salat), niscaya mereka akan berlomba-lomba. Dan seandainya mereka mengetahui kebaikan yang terdapat pada salat 'Isya dan Subuh, niscaya mereka akan mendatanginya walaupun harus dengan merangkak." (HR. Al-Bukhari).
Memperoleh pahala sebanyak orang yang salat bersamanya
وَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ مَنْ صَلَّى مَعَهُ. (رواه النسائ).
“Muazin mendapatkan pahala seperti pahala orang yang salat bersamanya,” (HR An Nasa’i).
Muazin menarik perhatian penghuni akhirat (berleher panjang)
عَنْ طَلْحَةَ بْنِ يَحْيَى عَنْ عَمِّهِ قَالَ كُنْتُ عِنْدَ مُعَاوِيَةَ بْنِ أَبِي سُفْيَانَ فَجَاءَهُ الْمُؤَذِّنُ يَدْعُوهُ إِلَى الصَّلَاةِ فَقَالَ مُعَاوِيَةُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ الْمُؤَذِّنُونَ أَطْوَلُ النَّاسِ أَعْنَاقًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ. (رواه مسلم).
“Dari Thalhah bin Yahya dari pamannya dia berkata, "Saya berada di samping Mu'awiyah bin Abi Sufyan, lalu datanglah muazin yang menyerukan salat, maka Mu'awiyah berkata, 'Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Para muazin adalah orang yang paling panjang lehernya (ungkapan bahwa mereka mulia di akhirat pent) pada hari kiamat'." (HR. Muslim).
Al-Imam An-Nawawi menjelaskan perbedaan penafsiran para ulama mengenai makna kiasan “berleher panjang”, sebagai berikut:
) المؤذنون أطول الناس أعناقا ) هو بفتح همزة " أعناقا " جمع عنق ، واختلف السلف والخلف في معناه، فقيل: معناه: أكثر الناس تشوفا إلى رحمة الله تعالى؛ لأن المتشوف يطيل عنقه إلى ما يتطلع إليه، فمعناه كثرة ما يرونه من الثواب، وقال النضر بن شميل: إذا ألجم الناس العرق يوم القيامة طالت أعناقهم لئلا ينالهم ذلك الكرب والعرق. وقيل: معناه أنهم سادة ورؤساء، والعرب تصف السادة بطول العنق. وقيل: معناه: أكثر أتباعا. وقال ابن الأعرابي: معناه: أكثر الناس أعمالا. قال القاضي عياض وغيره: ورواه بعضهم " إعناقا " بكسر الهمزة أي: إسراعا إلى الجنة، وهو من سير العنق.[1]
"Para muazin adalah orang yang memiliki leher paling panjang." Ini diartikan dengan membuka huruf hamzah pada kata "أعناقا" yang merupakan bentuk jamak dari "عنق" (leher). Para ulama dahulu dan sekarang memiliki berbagai pendapat mengenai maknanya. Ada yang berpendapat bahwa maknanya adalah orang yang paling sering mengharap rahmat Allah, karena orang yang berharap akan memanjangkan lehernya menuju apa yang dia harapkan, artinya mereka sangat banyak melihat ganjaran yang dijanjikan. Ibnul-Nadr bin Syamil berkata: "Ketika orang-orang tertahan oleh keringat pada Hari Kiamat, leher mereka akan memanjang agar mereka terhindar dari beban dan keringat itu." Ada juga yang berpendapat bahwa maknanya adalah mereka yang menjadi pemimpin dan kepala, karena orang Arab sering menggambarkan pemimpin dengan leher yang panjang. Pendapat lain mengatakan bahwa maknanya adalah mereka yang memiliki pengikut terbanyak. Ibnul-A'rabi berpendapat bahwa itu berarti mereka yang memiliki banyak amal. Sebagian orang juga meriwayatkan dengan cara "إعناقا" (memendekkan hamzah), yang berarti bergegas menuju surga, karena ini berkaitan dengan gerakan leher.”
Ayo, tunggu apa lagi? Segera azan jika sudah masuk waktu salat! Jangan kalah sama kakek-kakek yang rajin azan walaupun suaranya sudah payah, tidak seperti suara kalian yang masih gagah!
Wallahu A’lam.
Foto : Freepik
-----------
[1] An-Nawawi, Yahya Ibn Syaraf, Shahih Muslim Bi Syarh An-Nawawi, Mu’assasah Qurthubah, Kairo, Cetakan Kedua, 1414 H, Juz 4, Hal. 120-121.